Kebudayaan adalah salah satu dari sisi penting kehidupan manusia,
Islampun telah mengatur dan memberikan batasan-batasan. Allah telah
memberikan manusia akal untuk berkarya , berfikir dan menciptakan suatu
kebudayaan . Di sini Islam mengakui bahwa budaya merupalkan hasil karya
manusia, sedangkan agama adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan
manusia.
Sakeco merupakan salah satu bentuk seni yang bersumber dari Lawas.
Sakeco banyak digemari oleh masyarakat (Tau Samawa) Sumbawa. Sakeco
dimainkan oleh dua orang pria yang merupakan pasangannya dan
masing-masing memegang satu rabana (rebana). Rebana yang digunakan
adalah bisa Rabana Ode atau Rabana Rango/Rabana Kebo (Rebana Besar).
Penggunaan dua jenis rebana ini didasarkan pada temung yang akan
digunakan. Hanya saja, pada saat Sakeco, rabana yang digunakan harus
sejenis.
Dalam beberapa kesempatan, sering kita melihat anak-anak umur SD, SMP
dan SMA membawakan lantunan sakeco. Beberapa diantara mereka ada yang
fasih melagukan sakeco, ada pula yang masih tersedu-sedu karena mungkin
belum terlatih dengan baik. Terlepas dari kemampuan mereka dalam
melantunkan irama sakeco, keberadaan sakeco di dalam masyarakat KSB
ternyata secara sadar mereka tahu dan mengerti bahwa keberadaan sakeco
ini memang harus dipertahankan keberadaannya di dalam masyarakat. Ini
terbukti bahwa seni sakeco tetap mengambil bagian dalam berbagai event
apa pun yang diselenggarakn di KSB. Keberadaannya dianggap efektif untuk
menyampaikan seruan, pesan, himbauan dengan pendekatan budaya yang
bernuansa kearifan lokal.
Masyarakat suku samawa tetap melestarikan kearifan lokal yang
dimilikinya walaupun kebanyakan yang kita tahu bahwa generasi muda
sekarang mulai lentur dari budaya yang dimilikinya karena terpengaruh
dengan budaya barat di era globalisasi ini mulai dari gaya bahasa ,cara
berpakaian, maupun prilaku dalam kehidupannya yang mengikuti
perkembangan zaman dan tidak disadari bahwa budaya yang melekat dalam
masyarakat itu dilupakan atau bisa dikatakan dianggap tidak penting.